Bukan Cuma Bakar-Bakar! 7 Negara Ini Punya Tradisi Unik Rayakan Malam Tahun Baru, Ada yang Sampai Pecahkan Piring

webadmin

0 Comment

Link

Kabarindong.com – Pada 31 Desember, setiap orang di seluruh dunia akan merayakan malam pergantian tahun. Perayaan ini dilakukan dalam menyambut tahun yang baru sebagai awal kembali.

Biasanya, di setiap negara memiliki tradisi sendiri untuk merayakan malam tahun baru. Di Indonesia, malam tahun baru biasanya berkaitan dengan bakar-bakar disertai pesta kembang api tepat jam 12 malam.

Selain Indonesia, beberapa negara rupanya memiliki berbagai tradisi unik saat malam tahun baru. Beberapa tradisi ini biasanya berhubungan dengan kepercayaan serta budaya yang sudah melekat di negara tersebut.

Lantas, apa saja tradisi perayaan malam tahun baru di berbagai negara? Melansir laman Insider, berikut beberapa tradisi unik perayaan malam tahun baru di beberapa negara.

Baca Juga:
Pria Lombok Timur 20 Tahun Jual Mainan di Bali, Berharap Malam Tahun Baru Tak Hujan

Sejumlah wisatawan merayakan tahun baru di Pantai. (Pixabay)
Sejumlah wisatawan merayakan tahun baru di Pantai. (Pixabay)

1. Hogmanay di Edinburgh, Skotlandia

Pada malam tahun baru, masyarakat Skotlandia merayakannya selama tiga hari. Pada 30 Desember, masyarakat akan memegang obor dan menciptakan jalanan seperti sungai api Parliament Square hingga Calton Hill.

Sementara pada 31 Desember, nantinya akan ada pertemuan yang diisi dengan musik serta tarian tradisional negara tersebut. Lalu ketika hari berganti, masyarakat akan menikmati malam bersama orang-orang terdekat.

2. Makan anggur, Spanyol

Malam tahun baru di Spanyol memiliki tradisi makan 12 buah anggur. Berdasarkan kepercayaan, jika ada orang yang berhasil memakan 12 jenis anggur tersebut, ia akan mengalami kemakmuran di tahun berikutnya.

Baca Juga:
Segini Jumlah Personel Polres Purwakarta Untuk Pengamanan Malam Tahun Baru 2023

Masyarakat biasanya mengadakan acara ini di Puerta del Sol di Madrid. Nantinya tersedia 12 anggur dengan minuman. Masyarakat juga akan berpesta dan berdansa hingga dini hari.

3. Menghancurkan piring, Denmark

Denmark memiliki cara unik dalam merayakan malam tahun baru. Pasalnya masyarakat Denmark akan menghancurkan piring, gelas di malam pergantian tahun. Pemecahan barang-barang kaca ini dimaksudkan untuk membuang nasib buruk agar tidak terjadi di tahun depan.

Nantinya, masyarakat akan pergi ke rumah keluarga atau kerabat dekat dan membenturkan piring atau gelas ke rumahnya. Semakin banyak pecahan kaca di depan pintu, itu menandakan doa yang diberikan kepadanya.

Ilustrasi malam tahun baru (Pexels)
Ilustrasi malam tahun baru (Pexels)

4. Melompati tujuh gelombang di Brazil

Masyarakat Brazil akan merayakan malam tahun baru di pantai. Salah satu tempat yang terkenal merayakan malam tahun baru yaitu Pantai Copacabana, Rio de Janeiro. Pada malam tahun baru, masyarakat akan melompati gelombang atau ombak sebanyak tujuh kali untuk keberuntungan. Mereka juga memakai pakaian putih yang diartikan sebagai rasa damai.

5. Pesta tujuh, sembilan, atau 12 kali, Estonia

Estonia memiliki tradisi unik dalam perayaan tahun baru. Pasalnya, negara satu ini akan merayakan pesta sebanyak 7, 9, hingga 12 kali. Angka-angka tersebut dipercaya membawa keberuntungan. Jika orang tersebut melakukan pesta sebanyak angka itu, ia juga akan mendapatkan kekuatan dan keberuntungan.

Ilustrasi simbol warna yang digunakan di kuil Jepang [Pixabay/xegxef ]
Ilustrasi simbol warna yang digunakan di kuil Jepang [Pixabay/xegxef ]

6. Membunyikan lonceng 108 kali Jepang

Di Jepang, nantinya akan ada pembunyian lonceng di kuil Buddha. Pembunyian lonceng ini dilakukan sebanyak 108 kali. Hal ini disimbolkan sebagai keinginan, penderitaan yang dialami manusia. Oleh sebab itu, lonceng dibunyikan untuk menghilangkan berbagai emosi dan hal-hal negatif.

7. Junkanoo, Bahama

Bahama memiliki cara unik sendiri dalam merayakan malam tahun baru. Hal ini karena masyarakat akan ada acara dengan nama Junkanoo. Junkanoo merupakan festival di Bahama yang berlangsung pada tahun baru.

Kegiatan ini dimulai pada akhir abad ke-18. Festival ini berisi parade jalanan dengan musik, tarian, dan kostum yang berasal dari banyak pulau di Karibia.

Share:

Related Post

Leave a Comment