in

Tips Melindungi Anak dari Cyberbullying, Intimidasi, Sexting, hingga Predator Seksual

loading…

Orang tua wajib mengetahui bagaimana cara untuk melindungi anak-anak mereka dari berbagai ancaman kejahatan digital. Foto: ist

JAKARTA – Anak Indonesia berusia 12-17 tahun jadi sasaran pelecehan dan eksploitasi seksual online . Demikian data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia ( Kemenppa ).

Karena itu, orang tua harus lebih hati-hati lagi dalam melakukan pengawasan terhadap aktivitas digital anak-anak mereka. Nah, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua:

1. Berkomunikasi secara rutin dengan anak-anak

Dalam studi global yang dilakukan Kaspersky kepada 8.793 orang tua dari anak-anak berusia antara 7 dan 12 tahun, 58% orang tua mengaku menghabiskan total kurang dari 30 menit, sepanjang masa kecil anak-anak mereka, berbicara tentang keamanan internet.

Hanya 11% mengatakan mereka telah menghabiskan lebih dari dua jam berbicara dengan anak-anak mereka tentang bahaya di dalamnya.

Psikolog terkenal Emma Kenny merekomendasikan untuk menghabiskan sepuluh menit setiap hari sebelum tidur untuk mendiskusikan hari anak Anda termasuk aktivitas online mereka. Minta anak-anak untuk berbagi dengan Anda tentang hal positif dan negatif yang mereka temui secara online.

2. Mengedukasi diri sendiri dan anak-anak Anda

Anda akan merasa percaya diri berbicara dengan anak-anak tentang dunia maya hanya jika Anda memahaminya.
Luangkan waktu untuk membaca tentang tren, game, dan saluran yang muncul untuk memahami bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas online anak Anda.

Diskusikan teknologi dan potensi bahayanya dengan mereka. Bahkan jika itu berarti Anda harus bermain dan meminta mereka membantu membuat akun media sosial.

Dengan menunjukkan bahwa Anda mempercayai mereka sebagai guru, rasa saling percaya itu akan semakin terbangun. Edukasi anak-anak tentang hal-hal yang Anda dengar atau lihat terkait ancaman siber atau pelanggaran keamanan.

3. Bangun suasana keterbukaan dan kenyamanan

Situasi yang ideal adalah Anda sadar jika ada sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman, terancam, atau tidak bahagia. Atasi cyberbullying seperti yang Anda lakukan dengan perundungan di kehidupan nyata: dorong mereka untuk terbuka dan berbicara dengan orang dewasa terpercaya (sebaiknya orang tua) jika mereka pernah menerima pesan yang mengancam atau tidak pantas.

4. Tetapkan batasan

Tetapkan aturan dasar yang jelas dan sesuai usia tentang apa yang dapat diterima dan apa yang tidak boleh mereka lakukan secara online. Jelaskan mengapa peraturan ini diberlakukan dan jelaskan mengenai konsekuensi pergi ke tempat yang tidak seharusnya atau menggunakan teknologi seperlunya.

Contohnya berbagi foto secara online yang tetap ada di internet selamanya dan mungkin berdampak saat mereka dewasa dan bekerja dalam karier yang penting.

5. Filter

Orang tua tidak pernah dapat mengarahkan anak-anak 24/7 untuk memantau aktivitas mereka secara online. Karena itu, gunakan perangkat lunak kontrol orang tua yang andal untuk menetapkan kerangka kerja tentang apa yang dapat diterima—berapa lama (dan kapan) mereka dapat menghabiskan waktu online, konten apa yang harus diblokir, atau jenis aktivitas apa yang harus diblokir (ruang obrolan, forum , dan seterusnya).

Filter kontrol orang tua dapat dikonfigurasi untuk profil komputer yang berbeda, sehingga memungkinkan Anda menyesuaikan filter untuk anakyangberbeda.

(dan)

What do you think?

Written by Oskar Siregar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Pemkot Surakarta bumikan keris Indonesia melalui kirab pusaka

Asus hadirkan teknologi terbaru untuk dunia kerja dan ‘gaming’