in

Museum MACAN hadirkan “The Soul Trembles” dalam pulasan enam warna

Jakarta (KABARINDONG) –

Museum MACAN menghadirkan pameran “The Soul Trembles” karya perupa keturunan Jepang Chiharu Shiota dalam pulasan enam warna.

 

“Kami senang dapat menyambut pengunjung ke museum untuk merasakan pengalaman menikmati perjalanan artistik Shiota selama hampir 30 tahunnya berkarya. Untuk itu kami berterima kasih pada seluruh mitra yang sudah mendukung kami, termasuk Mowilex sebagai mitra resmi Museum MACAN,” kata Direktur Museum MACAN Aaron Seeto dalam keterangan pers, Kamis.

“The Soul Trembles” adalah pameran terbesar Museum MACAN setelah pandemi, mengambil alih seluruh area galeri di museum tersebut. Museum memilih enam varian warna cat interior Mowilex Emulsion, untuk memulas dinding pameran di “The Soul Trembles”.

 

Di antaranya adalah Putih Bersih kode E-100 yang digunakan di latar dekat pintu masuk pameran, serta Homeward Bound – abu-abu gelap yang menutupi permukaan di tengah ruangan. Sedangkan elemen di Mini Museum memadukan varian warna Hitam kode E-200, Sweet Bouquet (merah), Eye Candy (merah muda), dan Canter Peach (merah muda pucat).

Baca juga: Museum Macan hadirkan pameran karya perupa Jepang “The Soul Trembles”

Pameran “The Soul Trembles” adalah tur dunia yang diinisiasi dan diselenggarakan Mori Art Museum, Tokyo, Jepang. Museum MACAN menjadi satu-satunya lokasi penyelenggara pameran tersebut di Asia Tenggara.

 

Chiharu Shiota merupakan perupa yang lahir di Jepang dan kini menetap di Berlin. Sebelum tiba di Indonesia, instalasi Shiota sudah lebih dulu hadir di Busan Museum of Art (Korea Selatan), Taipei Fine Arts Museum (Taiwan), Long Museum (Shanghai, Tiongkok), dan Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art (Brisbane, Australia).

Chiharu Shiota dikenal dengan pertunjukan dan instalasi yang menyampaikan ekspresi-ekspresi yang tidak terlihat: memori, kekhawatiran, mimpi, keheningan, dan lainnya.

Terkadang muncul dari pengalaman pribadi, karyanya telah memikat pengunjung dari seluruh dunia dan lewat perjalanan hidup yang mempertanyakan konsep-konsep universal seperti identitas, batas-batas, dan eksistensi. Karya yang paling terkenal, khususnya adalah seri instalasi berskala masif dari benang berwarna merah dan hitam yang dirangkai ke seluruh ruangan.

 

 

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © KABARINDONG 2023

What do you think?

Written by Banawa Ardianto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Kemarin, dari akun Jungkook BTS hingga jual beli motor besar daring

Album “Endlessly” jadi fase pendewasaan bagi TheOvertunes