in

Program Kila diharapkan bisa menangkap keragaman bunyi Nusantara

Jakarta (KABARINDONG) – Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Hilmar Farid berharap program Kita Cinta Lagu Anak (Kila), yang pada tahun ini berfokus pada sosialisasi lagu-lagu anak yang telah dihasilkan, juga dapat menangkap keragaman bunyi Nusantara.

“Sangat besar harapannya di dalam interaksi itu, gerakan ini (Kila) juga bisa menangkap keragaman bunyi (di nusantara),” kata Hilmar dalam acara Peringatan Hari Musik Nasional, diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Kila merupakan program lomba menyanyi yang diikuti anak-anak usia 5 hingga 13 tahun ini. Program yang diinisiasi oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek itu, dimulai sejak 2020 dan telah melahirkan 18 penyanyi anak serta 15 lagu anak.

Bertepatan dengan Hari Musik Nasional, program Kila 2023 secara resmi diluncurkan pada Kamis. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Kementerian melalui program Kila tahun ini fokus pada sosialisasi 15 lagu tersebut di samping tetap mengadakan lomba menyanyi.

Pendaftaran lomba dibuka mulai Jumat (10/3) melalui halaman resmi Kila Indonesia.

“Tahun ini memang di samping penciptaan, kita juga ingin memastikan bahwa hasil dari lomba yang ada selama ini bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat kita khususnya anak-anak,” kata Hilmar.

Hilmar mengatakan lagu-lagu yang telah diciptakan melalui lomba Kila merupakan karya yang bagus, termasuk soal tema-tema yang disampaikan. Meskipun begitu, dia juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki keragaman bunyi yang tersebar di berbagai daerah.

“Syukur kalau kemudian bisa mempengaruhi dan menginspirasi para pencipta lagu ke depan sehingga lagu-lagu yang nantinya muncul sungguh lagu Indonesia, sungguh-sungguh lagu yang merepresentasikan keragaman Nusantara kita. Bukan hanya segi lirik, tetapi, juga dari segi bunyi,” kata Hilmar.

Baca juga: Pemerintah optimistis ekosistem lagu anak Indonesia semakin menguat

Selain keragaman bunyi, Hilmar juga berharap Kila nantinya dapat menangkap suara-suara yang ada di dalam masyarakat. Presiden Pertama RI Soekarno, seperti dikatakan Hilman, mengatakan karya musik haruslah merangkum pengalaman masyarakatnya sehingga dapat menjangkau banyak lapisan.

“Sehingga bukan saja kita memperkenalkan musik yang kita hasilkan melalui lomba-lomba ini kepada masyarakat, tetapi, sungguh-sungguh bisa mengintegrasikan masyarakat kita ke dalam musik. Musik menjadi bagian dari kehidupan kita,” kata Hilmar.

Direktur Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengatakan program Kila merupakan perwujudan dari amanat Presiden Joko Widodo untuk membangkitkan lagu anak.

“Salah satu yang diamanatkan dari Pak Presiden tentang terbentuknya direktorat ini adalah soal lagu anak. Makanya tahun 2020 langsung kita jalan dan itu salah satu komitmen,” kata Mahendra.

Mahendra pun mengajak seluruh pihak termasuk komunitas-komunitas anak untuk berdiskusi dan bergotong royong dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media untuk mewujudkan ekosistem lagu anak.

Baca juga: Psikolog: musik dan lagu pengaruhi kembang tahap usia anak-anak

Baca juga: Teknologi mempermudah akses bermusik dan distribusi karya

Baca juga: Wakil Ketua DPR nyatakan siap perjuangkan hak musisi

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © KABARINDONG 2023

What do you think?

Written by Banawa Ardianto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Pemerintah optimistis ekosistem lagu anak Indonesia semakin menguat

Pendapatan LEGO naik 17 persen capai lebih dari Rp140M