in

“True Spirit”, ajak remaja untuk berani wujudkan “mimpi”

Mataram (KABARINDONG) – “Aku jangan anggap sebagai pahlawan, aku hanya gadis biasa yang percaya akan mimpinya. Tak perlu menjadi istimewa untuk mencapai hal seperti ini, hanya perlu temukan impian, meyakininya dan bekerja sangat keras,” ucap gadis 16 tahun, Jessica Watson.

Jessica Watson merupakan seorang gadis remaja asal Australia yang berlayar non-stop mengelilingi dunia seorang diri selama 210 hari pada 2009 sampai 2010. Sehingga saat dia sampai di Sydney, Australia, langsung disambut oleh perdana menteri Australia saat itu.

Kisah nyata perjuangan Jessica Watson tersebut dituangkan dalam film berjudul “True Spirit” yang berdurasi 1 jam 49 menit, sudah ditayangkan di Netlix pada 3 Februari 2023. Dalam film tersebut menceritakan bagaimana perjuangan Jessica Watson dari persiapan untuk melakoni pelayaran non-stop melewati tiga benua, yakni, Australia, Amerika dan Afrika.

Hasil petualangan tersebut diceritakan dalam buku “True Spirit: The Aussie Girl Who Took on The World”.

Tercatat sepanjang perjalanannya, Jessica Watson selamat dari tujuh kali hantaman ombak setinggi 21 meter. Pada Januari 2011, Jessica dinobatkan sebagai pemuda Australia tahun itu. Terlepas dari gangguan disleksianya, dia telah menunjukkan kemampuan dan menjadi kisah inspirasi anak muda di dunia, terutama di Indonesia.

Hingga ke luar kalimat dalam sambutan Jessica Watson bahwa dirinya tidak mau dianggap sebagai pahlawan. Dia hanya seorang gadis biasa, seperti yang lainnya. Kalimat yang paling menarik dari sambutannya saat itu adalah, “Tak perlu menjadi istimewa untuk mencapai hal seperti ini, hanya perlu temukan impian, menyakininya dan bekerja sangat keras.”

Kalimat langsung yang luar biasa memberikan sebuah inspirasi bagi semua generasi muda untuk berani memiliki impian dan serius dikerjakan. Atau bukan generasi muda yang hanya menelurkan masalah, tapi bagaimana mencari solusinya.

Mirip dengan kata mutiara dari Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno atau Bung Karno, yang menyebutkan “Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”

Atau kalimat dari Mohammad Natsir, “Untuk mencapai sesuatu, harus diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah kelapa dan tidak menunggu saja seperti jatuhnya durian yang telah masak”.

Karena itu, film True Spirit layak untuk ditonton para anak muda untuk menjadi spirit dalam meraih cita-cita masa depannya. Tekad pantang menyerah dan segalanya ditekuni dengan serius.

Jessica Watson yang lahir di Queensland’s Gold Coast, 18 Mei 1993, saat ini masih aktif sebagai pelaut. Laman Wikipedia menyebutkan Jessica telah menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan gelar MBA (Master of Bussiness Adminitration) di Australian Institut of Managemen. Bahkan, disebutkan pula Jessica telah berkontribusi dalam program yang diselenggarakan oleh PBB, yaitu “United Nations Food Programme”.

Jalan cerita film

Kisah dalam film ini diawali perahu Jessica Watson (yang diperankan oleh Teagan Croft), ditabrak tiba-tiba oleh kapal kargo saat melakukan uji coba pada September 2009 di Samudra Pasifik, dekat Australia. Permulaan film tersebut sudah membuat detak jantung penonton berdegup.

Kemudian dia melaporkan melalui sambungan telepon satelit kepada pelatihnya, Ben Bryant (Cliff Curtis), terkait insiden tersebut yang membuat tiang kapal patah.

Dimulai dari insiden itulah, terjadi konflik apakah pelayaran solo seorang diri itu akan dilanjutkan atau tidak. Karena banyak yang menentang ide gila tersebut, di mana seorang gadis masih 16 tahun nekat mewujudkan mimpi lamanya mengelilingi dunia.

Sesekali alur mundur kisah dimunculkan. “Aku tumbuh di sunshine pesisir Ausralia, orang tuaku sering mengajak berlayar,” katanya.

Dia pun sudah mempersiapkan diri untuk mewujudkan mimpi itu sejak usia 12 tahun, dengan berlatih bersama Ben Bryant.

Penentangan dilanjutkannya ekspedisi itu semakin kencang, terutama pemberitaan di media massa yang sanksi akan kemampuan Jessica. Pasalnya dalam uji coba saja tiang kapal patah. Bahkan bapaknya Roger Watson (Josh Lawson) turut menentang ide gila tersebut.

 “Aku ykin mampu (mengelilingi dunia), 10 ribu mil sudah dilewati, empat tahun sudah mempersiapkannya,” kata Jessica Watson, meyakinkan sang ayah dan orang-orang yang mengecam rencana liar itu.

Pada adegan ini terlihat peran ibunya Julie Watson (Anna Paquin) yang terus memberikan semangat kepada Jessica. Dukungan serupa diberikan oleh kakak dan dua adiknya.

Sampai-sampai, pemerintah Australia sempat akan membuat rancangan undang-undang (RUU) terkait anak supaya mencegah Jessica Watson tidak mengarungi samudera. Seolah-olah berburu dengan waktu sebelum RUU itu terealisasi dan menjadi undang-undang, Jessica akhirnya berangkat juga dari Pelabuhan Sydney pada 18 Oktober 2009.

Sesekali terlintas ke masa lalunya, saat sang ibu menanyakan akan mimpinya. Dia pun menjawab, “Aku ingin menjadi anak muda yang mengelilingi dunia. Aku akan mencari sponsor dengan melewati Samudera Atlantik dan Pasific, serta melewati Tanjung Horn dengan jarak 44.448 kilometer,” katanya, di kala dia berusia 12 tahun.

Saat melepas kepergian untuk pelayaran solo itu, sang ibu memberikan semangat. “Lihatlah matahari terbenam, rayakan pencapaiannya,” kata ibu memberikan semangat.

Rintangan mulai dialami oleh Jessica Watson selepas melewati garis khatulistiwa atau di dekat perairan Fiji, perahu layarnya yang diberi nama “Pink Lady” dihajar ombak yang terus menerus, namun dia tetap tenang melewatinya, meski badannya dihajar oleh goyangan gelombang laut yang tengah mengamuk.

Dia pun melewati fase kesal dengan tidak adanya angin dan gelombang di sekitar Afrika. Hampir seminggu perahunya terdiam. “Saya benar-benar kesal melihat tidak ada angin dan ombak,” katanya.

Tantangan yang lebih menyeramkan dialaminya juga pada akhirnya, saat hendak melewati Tanjung Hobart atau perairan Tasmania. Cuaca tiba-tiba berubah yang terdeteksi dalam GPS-nya yang menunjukkan awan hitam berkumpul menjadi satu. Saat menelepon orang tua dan pelatihnya, mereka menyarankan untuk berhenti saja ke pantai terdekat. Namun Jessica Watson tetap kekeuh bahwa dia mampu melewati rintangan itu.

Karena jika Jessica dalam pelayaran solonya itu menepi ke daratan, berarti dia akan membatalkan pemecahan rekor keliling dunia. Artinya selama pelayaran keliling dunia itu sama sekali tidak boleh ke daratan.

Akhirnya kedua orang tua, kakak dan adiknya serta pelatih mengalah dengan keinginan Jessica Watson. “Saya akan mengikuti alam, tidak akan menentangnya,” kata Jessica Watson saat berdebat dengan pelatihnya.

Benar saja, gelombang puluhan meter terjadi, hingga sampai menenggelamkan perahunya saat tidak mampu melewati gelombang laut yang teramat tinggi. Di sini, jantung penonton kembali teruji, beberapa saat kemudian perlahan-lahan kemudian perahu layarnya muncul lagi ke permukaan, hingga Jessica langsung menelepon pelatih dan keluarganya untuk mengabarkan berita suka cita itu.

Akhirnya Jessica Watson tiba kembali di Sydney pada 15 Mei 2010 atau tiga hari sebelum ulang tahunnya yang ke-17. Sambutan luar biasa diberikan oleh masyarakat, bahkan perdana menteri Australia kala itu turut hadir.

 

Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © KABARINDONG 2023

What do you think?

Written by Banawa Ardianto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Lima ide kreasi “mocktail” pakai jahe merah

Angela Tanoesoedibjo: Alam aset terbesar pariwisata Indonesia