in

Cara Aryaduta jaga identitas kuliner nusantara lewat Sap7a Rasa

Jakarta (KABARINDONG) – Aryaduta Hotels Group meluncurkan kampanye Sap7a Rasa secara serentak di 7 kota Indonesia sebagai bentuk kepedulian untuk menjaga dan mengentaskan kekayaan identitas budaya Nusantara lewat ragam kuliner yang otentik dan melegenda.

Sap7a (baca: Sapta) Rasa mewakili tujuh lokasi Aryaduta Hotels Group di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Bali, Medan, Pekanbaru, Palembang dan Manado, sekaligus bermakna perayaan kekayaan rasa kuliner khas Nusantara yaitu manis, asin, asam, pedas, pahit, lemak, dan gurih.

Baca juga: Makanan tradisional Betawi kini dapat dinikmati secara berkelas

“Kami selalu mengangkat ikon-ikon khas Indonesia sebagai bentuk kepedulian terhadap kekayaan budaya Nusantara. Jadi, berbeda dengan hotel mancanegara lain, kami justru berfokus untuk merayakan budaya Indonesia,” kata Group Director of Marketing and Communications dari Aryaduta Hotel Group, Arthur Situmeang, lewat sambungan video jarak jauh, Rabu.

Melalui program tersebut, pihak Aryaduta Hotels Group berupaya mengangkat tradisi budaya yang selama ini terjaga lewat berbagai menu makanan otentik setiap daerah di Indonesia dengan tetap mengedepankan kualitas.

“Misalnya di Jakarta kita tahu ada banyak sekali produk pilihan makanan misalnya selendang mayang, dodol, bir pletok, atau rengginang. Kami memilih dari segi higienis, kemasan, dan produk yang ditampilkan,” kata F&B Manager Aryaduta Suites Semanggi, Tri Wahyudi kepada KABARINDONG.

Baca juga: Chef Juna dan Chef Renatta jelajahi kuliner khas Sunda dan Betawi

Kuliner rengginang dan kembang goyang khas Betawi hadir dalam program “Sap7a Rasa” di Aryaduta Suites Semanggi, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (KABARINDONG/Ahmad Faishal)


Tak hanya selendang mayang, dodol, bir pletok dan rengginang, dalam program yang berlangsung sejak Mei hingga Agustus mendatang tersebut, Aryaduta Suites Semanggi menghadirkan kuliner otentik khas Betawi lainnya seperti soto, kerak telor, kembang goyang, biji ketapang, akar kelapa, sagon, nasi ulam, dan rujak juhi.

Wahyudi menjelaskan bahwa pihaknya telah memilah beberapa produk yang bisa disajikan dan melakukan observasi lebih lanjut terhadap produk lain. Sehingga ragam kuliner yang ditampilkan merupakan hasil kurasi mendalam dan tepat.

“Kami terjun langsung untuk tahu proses pembuatannya dan bagaimana agar bisa dinikmati langsung. Jangan sampai produk yang ditawarkan malah mengundang komentar negatif baik dari segi rasa, kemasan, dan lainnya. Hal itu sangat penting,” imbuhnya.

Selain berupaya mengentaskan budaya Nusantara melalui kuliner, kampanye tersebut juga menjadi ajang untuk memberdayakan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di masing-masing wilayah.

Kuliner nasi ulam khas Betawi hadir dalam program “Sap7a Rasa” di Aryaduta Suites Semanggi, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (KABARINDONG/Ahmad Faishal)


“Kami menggandeng UMKM yang terkelola baik di Setu Babakan. Produk-produk yang mereka siapkan akan kami pakai dan jual di hotel dan bisa kami gunakan dalam acara, buffet, meeting, dan kudapan. Kalau untuk kemasan bisa sebagai hampers seperti bir pletok. Mudah-mudahan program kerja sama ini bisa berjalan untuk jangka panjang,” terangnya.

Program Sap7a Rasa, kata Wahyudi, bukan hanya tentang makanan namun secara lebih luas menjadi bentuk kolaborasi antara perusahaan dengan lingkungan dalam hal ini warga Betawi yang tinggal di kawasan Setu Babakan. Menurut Wahyudi, pihaknya juga akan mengajak para tamu long-stay untuk berkunjung ke lokasi tersebut untuk mengetahui dan mempelajari langsung beberapa kesenian asli Betawi.

“Misalnya belajar membuat batik, ondel-ondel mini, atau melukis topeng. Ini simbiosis mutualisme, kami kami terbantu dengan produk-produk otentik sekaligus mempromosikan apa yang warga miliki. Sejauh ini warga memberikan umpan balik yang sangat baik karena selama ini masih sedikit penyerapan produk-produk mereka yang bisa dijual oleh unit-unit perhotelan,” kata Wahyudi.

Baca juga: Makanan tradisional Betawi kini dapat dinikmati secara berkelas

Baca juga: Tantangan memperkenalkan kuliner Indonesia di luar negeri

Baca juga: Sayur babanci, hidangan Idul Fitri langka khas Betawi

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © KABARINDONG 2023

What do you think?

Written by Almira Yuliarti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Main ke pemandian air hangat dari sumber alami di Magelang

Jelajahi keragaman budaya Asia Tenggara di empat destinasi negara ini