STUNTING dapat terjadi karena kurangnya gizi pada anak-anak, sehingga mengganggu pertumbuhan. Salah satu yang paling terlihat adalah dari pertumbuhan tinggi badan seorang anak.
Tapi, tidak semua anak yang bertumbuh pendek merupakan anak yang mengalami stunting. Pendek dan stunting memiliki perbedaan jika merujuk pada definisi yang diberikan WHO dan UNICEF.
Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi anak Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. mengatakan bahwa tidak semua anak pendek (stunted) mengalami stunting, meskipun anak stunting selalu berperawakan pendek.
“Pada anak pendek, hanya ada gangguan pertumbuhan. Sedangkan definisi stunting berkaitan dengan pendek dan asupan nutrisi yang buruk, infeksi yang berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM itu seperti dilansir dari Antara.
Dia mengatakan, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pendek sama dengan stunting. Kekeliruan persepsi tersebut, kata Madarina, dapat menghasilkan diagnosis hingga penanganan yang keliru.
“Sering kalau mendiagnosis stunting, kita cenderung memberikan tambahan makanan, atau tambahan kalori. Nah, kalau kita salah mendiagnosis dan memberikan tambahan makanan atau kalori kepada anak yang sebetulnya bukan stunting, apa yang akan terjadi? Kita akan mendapatkan makin banyak obesitas,” katanya.
Memang, kecurigaan terhadap stunting diawali dengan melihat kondisi perawakan anak yang pendek. Namun, Madarina menegaskan pentingnya melihat aspek-aspek lain sebelum memberi diagnosis.
GIPHY App Key not set. Please check settings