in

Keren, Anak Ini Sudah Belajar Membatik Sejak Kelas 1 SD

MEMBATIK sudah menjadi budaya turun-temurun di Yogyakarta. Bahkan ada satu kampung batik di kawasan Gunungkidul, Yogyakarta.

Tak hanya orang tua yang melestarikan batik, tapi juga anak-anak. Banyak anak berminta untuk belajar membatik sejak usia dini.

Membatik bahkan sudah jadi tradisi turun-temurun di sini. Anak-anak SD yang punya bakat menggambar bahkan jatuh cinta untuk membatik.

Salah satu pembatik cilik Anggita misalnya. Siswi kelas 5 SD asal salah satu sekolah di Tengklik Gedangsari, Gunungkidul.

Punya hobi menggambar, ia pun mau mencoba belajar membatik sejak kelas 1 SD. Setiap hari ia terus mengasah bakatnya membatik dari mulai menggambar, mencanting sampai mengelolahnya menjadi kain.

“Karena awalnya suka menggambar, maka saya juga mau coba untuk belajar membatik. Insiprasi batik seperti gambar srikaya, yang saya sering lihat di sekitar rumah,” ujarnya dalam keterangannya.

Selama pandemi, ia bersama teman-teman sebayanya tetap berkarya dengan taat protokol kesehatan. Kegiatannya ini dilakukan sepulang sekolah atau di waktu senggang.

Tentunya kegiatan yang dilakukan Anggita ini tak lepas dari bantuan para pandamping, Anjani salah satunya. Anjani seperti sosok guru yang mengajarkan Anggita untuk membatik.

“Kita ajarkan mereka tentang batik ini banyak hal. Seperti mindset batik ini mereka gak cuma jadi perajin batik, tapi nanti batiknya bs dijual dan membentuk kreativitas sejak dini,” kata Anjani yang datang dari Bantul.

Sementara itu, Herawati Prasetyo dari Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR) mengapresiasi kegiatan para pembatik cilik ini, Menurutnya, selain untuk melestarikan batik dan budaya Yogyakarta, kegiatan ini juga membantu potensi pengembangan potensi industri kreatif.

“Selain cerdas secara akademis, juga mengasah kecakapan hidupnya. Kami harapkan saat jenjang SMK nanti bagaimana membuat batik, membuat baju yang ini diajarkan ke mereka ini nantinya jadi UMKM,” imbuh Hera.

Menariknya lagi, kegiatan membatik ini sudah masuk ke dalam muatan lokal dan ekstrakulikuler di sekolahnya. “Jadi untuk mengembangkan bakat siswa siswi yang berminat jadi mudah,” katanya.

What do you think?

Written by Uli Hasanah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Cerita Maudy Ayunda Saat Mewujudkan Impiannya: Pernah Ragu Dengan Diri Sendiri

Fuji dan Thariq Halilintar Ribut Perkara Es Krim, Publik Malah Gemas