in

Mengenal Batu Gelapang, Batu Ulek dari Tanah Bengkulu

BATU ulek merupakan perlengkapan rumah tangga yang pasti ada di setiap rumah. Batu ulek tersebut untuk melumat bumbu dapur.

Di Bengkulu, memiliki salah satu sentra pembuatan batu ulek. Desa Tanjung Heran, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, tepatnya. Masyarakat di daerah ini menyebutnya Batu Gelapang.

 batu ulek

Tempat penjualan batu gelapang ini cukup dikenal di kalangan masyarakat di Provinsi Bengkulu. Di mana sentra batu giling itu berlokasi di tepi Jalan Lintas Timur Sumatera, Bengkulau, Sumatera Selatan.

Pengrajin batu gelapang di daerah ini menggunakan batu dari perbukitan. Batu Gunung atau batu andesit. Batu tersebut merupakan salah satu jenis batuan beku yang bertekstur halus dan berwarna keabu-abuan.

Sehingga kualitas dari batu giling di desa ini awet dan tahan lama. Pastinya berbeda dengan batu giling lainnya. Tak jarang pengguna jalan yang melintas di wilayah ini singgah untuk membeli batu gelapang dari pengrajin. Di mana batu-batu tersebut tersusun rapi di kios-kios pengrajin.

Pembuatan batu cobek di desa ini sudah berlangsung sekira tahun 1980-an. Setara 42 tahun. Saat ini di desa tersebut sudah banyak memiliki pengrajin. Tidak kurang dari 80 orang. Termasuk emak-emak.

Bambang Suryadi, satu dari puluhan pengrajin batu ulek di wilayah ini. Pria 51 tahun itu sudah mulai menekuni pembuatan batu ulek sejak remaja. Tahun 1984-an, kira-kira.

Di tangan terampilnya, dalam sehari bapak dari 6 orang anak ini mampu menyelesaikan 15 buah batu gelapang dengan berbagai ukuran. Mulai dari diameter 50 cm dengan tebal sekira 10 cm hingga diameter 10 cm.

Dalam proses pembuatan batu gelapang itu, pria kelahiran 1970 ini, dibantu istrinya, Linda.

Linda membuat batu ulek. Mulai dari pemahatan hingga penghalusan yang menggunakan mesin gerinda.

 BACA JUGA:Jual Perabotan dari Cobek hingga Pengki Bekas, Pinkan Mambo Bangkrut?

“Batu giling (batu ulek) ini bahannya dari batu gunung pilihan. Batu andesit. Saya mengambil batu dari perbukitan di ujung desa,” kata Bambang, saat ditemui, Minggu (20/2/2022).

Bambang tidak hanya sebagai pengrajin. Dia juga menjual batu gelapang atau batu ulek di depan rumah. Berbagai ukuran. Tak jauh dari Balai Desa Tanjung Heran.

Batu gelapang, buah karya pria berkumis tipis itu sudah dipasarkan di Kota Bengkulu. Di Pasar Panorama, Kecamatan Gading Cempaka, di Pasar Minggu, Kecamatan Ratu Samban dan menjual ke pengepul di desanya.

Tak jarang, suami dari Linda itu menerima pembeli dari berbagai provinsi ketika melintas di daerahnya. Sumatera Selatan, contohnya. Harga yang ditawarkan pun cukup bervariasi. Mulai dari Rp50 ribu hingga Rp300 ribu per buah.

“Satu hari bisa menyelesaikan 15 buah batu giling berbagai ukuran. Istri saya membantu memahat anak batu giling. Batu giling itu saya jual dari harga Rp50 ribu hingga Rp300 ribu per buah,” jelas Bambang.

What do you think?

Written by Uli Hasanah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Fiersa Besari Ngaku Kesal Disebut-sebut Anak Senja: Gua Nggak Ngerti

Menteri PPPA tegaskan pentingnya bangun ekosistem digital ramah anak