DOKTER spesialis kulit dan kelamin Cynthia Natalia Wibowo Sp.KK mengatakan rambut rontok bisa dipicu berbagai hal. Di antaranya kebiasaan keramas terlalu sering hingga terinfeksi covid-19.
Dokter anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) ini menyampaikan, keramas terlalu sering, misalnya tiga kali dalam sehari, dapat menimbulkan kekeringan pada kepala karena minyak alami pada rambut menjadi berkurang.
Baca juga: 5 Rahasia Menko Luhut Tetap Bugar dan Energik di Usia 74
“Pemilihan sampo juga penting, untuk sehari-hari pakai mild sampo, penting juga untuk memakai kondisioner,” kata dr Cynthia dalam webinar, Jumat 11 Februari 2022.
Proses pengeringan rambut juga berpengaruh dalam kerontokan. Rambut yang dikeringkan dengan hair dryer atau sering dicatok lebih rentan kering dan rapuh, sehingga lebih mudah rontok.
Rambut rontok juga dapat dipengaruhi oleh penyintas penyakit infeksi termasuk covid-19 dan demam berdarah. Dokter Cynthia menjelaskan, rambut rontok wajah terjadi setelah seseorang terinfeksi.
“Istilahnya telogen affluvium,” katanya, seperti dikutip dari Antara.
Baca juga: Waspada! Kemenkes Prediksi Lonjakan Omicron Terjadi Awal Maret 2022
Tapi kejadiannya tidak serta-merta, rambut rontok bisa saja baru disadari ketika beberapa pekan setelah pasien mengalami demam. Stres pada tubuh, misalnya perubahan hormon setelah melahirkan, juga dapat merangsang telogen affluvium sehingga rambut menjadi rontok.
Kerontokan juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, kondisi yang disebut Alopecia areata. Ciri-cirinya adalah pitak di berbagai tempat. Kondisi ini kerap menimpa anak-anak. Sebanyak 80 persen penderitanya akan sembuh sendiri meski tak diketahui pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan.
GIPHY App Key not set. Please check settings