in

Tingkatkan Kemampuan Otak Anak, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

PARA orangtua harus mengetahui pentingnya memerhatikan dan mengoptimalkan masa pertumbuhan anak dalam dua tahun pertama usia buah hatinya. Demikian dikatakan pakar kesehatan dari Universitas Indonesia (UI) Profesor Dr dr Hardiono D Pusponegoro Sp.KK.

“Saya mengajak para orangtua untuk memerhatikan dan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk masa depan mereka, salah satunya dengan cara mencari info yang benar,” kata Prof Hardiono yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI dalam konferensi pers daring, Jumat 11 Februari 2022.

Baca juga: Waspada! Kemenkes Prediksi Lonjakan Omicron Terjadi Awal Maret 2022 

Ia mengatakan, dua tahun pertama kehidupan anak menjadi fase penting bagi perkembangan otak anak. Inilah alasan pentingnya orangtua berkonsentrasi pada anaknya sejak usia dini.

“Kalau mau menjadi Indonesia lebih baik tentu harus berkonsentrasi pada anak terutama pada anak usia dini. Penelitian menunjukkan dua tahun pertama kehidupan fase penting untuk perkembangan otak anak,” ungkapnya, seperti dikutip dari Antara.

Selain fase perkembangan otak, orangtua juga perlu mewaspadai berbagai perkembangan anak. Menurut Prof Hardiono, saat ini ada sekira 30 juta anak usia 0–6 tahun di Indonesia dan sekira 30 persennya mengalami berbagai gangguan perkembangan dalam segala bentuk dari ringan hingga berat.

Baca juga: 5 Rahasia Menko Luhut Tetap Bugar dan Energik di Usia 74 

Akibatnya, mereka tidak bisa meraih tumbuh kembangnya yang optimal. Masalah lain yang juga melanda anak-anak di tanah air yakni stunting. Sekira 1 dari 3 anak Indonesia masih mengalami stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi atau penyakit infeksi.

“Tetapi akibatnya yang mengerikan, otaknya tidak berkembang dengan baik. Anaknya jadi kurang pintar. Kita harus berkonsentrasi untuk mengatasi hal-hal ini,” paparnya.

Prof Hardiono juga menyoroti perilaku orangtua yang memberikan anak pengobatan alternatif tanpa mengetahui bukti ilmiah pengobatan itu. kemudian ada juga yang mencari jalan pintas dalam mengobati masalah kesehatan anak.

“Orangtua menggunakan alternative medicine kata si ini, itu kemudian dikasih ke anak. Kasihan anaknya kalau bukti ilmiahnya tidak ada. Misalnya, obat untuk anak dengan autisme, orangtua mencari berbagai obat termasuk susu kambing, sebetulnya secara ilmiah enggak ada gunanya. Buang-buang waktu, dan kasihan anaknya. Istilah saya jadi kurus dan loyo saja, pintarnya tidak,” tukasnya.

Baca juga: Benarkah Mata Minus Makin Parah karena Sering Lepas Kacamata? 

Baca juga: Kisah Haru Penerima Donor Dapat Kesempatan Kedua untuk Melihat Dunia 

What do you think?

Written by Uli Hasanah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Sebelum Valentine, ada peringatan Hari Radio Sedunia

Sagittarius Cocok dengan Zodiak Apa Saja? Aquarius Bisa Jadi Salah Satu Pasangan Terbaik