in

Varian BA.2 Disebut Omicron Siluman, Ternyata Ini Alasannya

VIRUS corona atau covid-19 memiliki varian baru bernama BA.2 yang disebut juga sebagai “Omicron Siluman”. Ternyata ada alasan tertentu mengapa dipilih nama julukan “Siluman” dibanding omicron baru.

Dikutip dari laman Health, Sabtu (29/1/2022), dijelaskan bahwa omicron siluman memiliki sifat genetik tertentu yang membuatnya lebih sulit diidentifikasi sebagai omicron pada tes diagnostik, khususnya reaksi berantai polimerase (PCR) tes.

Baca juga: Resmi! 6 Kombinasi Vaksin Booster Diterapkan di Jakarta 

Info grafis covid-19 varian omicron. (Foto: Okezone)

Menurut John Sellick, ahli epidemiologi dan profesor kedokteran di Universitas di Buffalo/SUNY, virus ini dapat terdeteksi tetapi untuk mengetahui varian sebagai omicron sulit diklarifikasi.

Dalam kasus ini varian BA.2 tidak selalu menghindari deteksi, hanya klasifikasi kadang-kadang. Julukan “omicron siluman” dianggap tidak logis oleh Gary Whittaker, profesor virologi di Cornell University.

Baca juga: Simak! 8 Fakta Ilmiah Terbaru Varian Omicron yang Ditemukan Para Ahli 

Sebab julukan “omicron siluman” mungkin berguna bagi para ilmuwan di lingkungan laboratorium, tetapi tidak begitu banyak secara klinis. Artinya, itu tidak akan mengubah hasil tes covid-19 positif atau perawatan yang dilakukan.

Sementara itu terkait varian baru BA.2 ini, apakah perlu dikhawatirkan?

Dalam pernyataan kepada Washington Post, juru bicara Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengklarifikasi bahwa BA.2 menjadi proporsi virus yang beredar sangat rendah di Amerika Serikat dan global.

Baca juga: Obat Keras Harus dengan Resep Dokter, Terungkap Alasan Utamanya 

Baca juga: 6 Bahaya Beli Obat Keras Tanpa Resep Dokter, Awas Bisa Kelebihan Dosis Lho 

Sehubungan dengan begitu sedikit informasi tentang BA.2, dan begitu sedikit kasus secara keseluruhan. Sulit untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada versi terbaru omicron.

“Kami tidak akan mengetahui banyak detail sampai kami memiliki lebih banyak kasus BA.2,” kata Dr Sellick. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa orang-orang yang belum divaksinasi mungkin berada pada risiko tertinggi tertular varian ini.

What do you think?

Written by Uli Hasanah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Menko Airlangga apresiasi tawaran Program Visa Pertanian Australia

Persib Bandung konfirmasi sembilan pemainnya terpapar COVID-19