PENELITI China kembali menemukan varian terbaru Covid-19 yang disebut dengan istilah NeoCov. Varian virus ini digadang-gadang merupakan ‘sepupu’ dari varian Omicron.
Penyebaran NeoCov sendiri pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dengan medium yang sama seperti Covid-19 yakni, kelelawar. Hasil penelitian sementara menyebutkan bahwa NeoCov hanya memerlukan satu mutasi untuk ‘menyusup’ ke sel tubuh manusia.
Hal ini tentu menimbulkan keresahan di tengah masyrakat dunia, hingga akhirnya memicu tanda tanya besar, seberapa bahayakah varian NeoCov?
Salah seorang peniliti dari laboratorium Wuhan mengklaim NeoCov sebagai varian virus corona yang lebih mematikan.
“Mempertimbangkan mutasi ekstensif di wilayah RBD dari varian SARS-CoV-2, terutama varian Omicron yang ‘sangat’ bermutasi, virus ini (NeoCov) mungkin memiliki potensi laten untuk menginfeksi manusia melalui adaptasi lebih lanjut,” ujar peneliti itu seperti dikutip dari deccanherald.com, Minggu (30/1/2022).
BACA JUGA : Peneliti Peringatkan Adanya Virus Baru Bernama NeoCov, Apa Itu?
BACA JUGA : Waspada! Ilmuwan China Peringatkan Virus NeoCoV Punya Tingkat Penularan Tinggi
Pernyataan itu bukan tanpa sebab. Menurut hipotesis mereka, NeoCov berpotensi membunuh satu dari setiap tiga orang yang terinfeksi. Mereka juga mencatat infeksi NeoCov tidak dapat dinetralisir silang oleh antibodi yang ditargetkan untuk SARS-Cov-2 atau MERS-CoV.
Namun untuk saat ini, NeoCov digadang-digadang belum mampu menginfeksi tubuh manusia. Bahkan belum ditemukan satu kasus aktif.
GIPHY App Key not set. Please check settings